Monday 31 October 2016

Tempat Pembaringan Yesus Diperlihatkan Setelah Ratusan Tahun Terkubur

Tempat pembaringan Yesus di Gereja Makam Kudus di Kota Tua Yerusalem diperlihatkan kepada publik untuk pertama kalinya setelah berabad-abad lamanya terkubur dengan batu marmer. Pembaringan Yesus yang terbuat dari batu jenis slab asli itu diakui sebagai tempat pembaringan tubuh Yesus setelah penyaliban-Nya.
sumber : www.huffingtonpost.com
Seperti laporan National Geographic, Rabu (26/10), tim arkeolog menemukan sejumlah material yang melapisi batu marmer. Setelah membongkar lapisan tersebut, mereka menemukan permukaan batu asli, yang menurut tradisi, tubuh Yesus dibaringkan di sana.

Para arkeolog menyampaikan, temuan ini bisa menjadi pengetahuan baru bagi para imam gereja tentang bentuk pembaringan terakhir Yesus, yang menjadi sejarah awal Makam Suci menjadi pusat peribadatan.

Adapun penggalian ini dilakukan sebagai bagian proyek dari restorasi Gereja Makam Kudus yang sedang dikerjakan saat ini oleh tim arsitektur. Ini adalah proyek perbaikan setelah hampir beberapa dekade dibiarkan begitu saja. Sejarah mencatat, Gereja Makam Kudus untuk pertama kalinya disucikan pada 13 September 335. Saat invasi Persia ke Yerusalem, bagian Kosntantinus gereja mengalami kehancuran yang besar. Makam Yesus juga pernah menjadi sasaran penghancuran pada tahun 1009.

Setelah era kehancuran tersebut, kepausan membangun gereja dan menyatukan bangunan kapel yang berdekatan. Kemudian sempat ditutup operasinya saat Yerusalem ditaklukkan oleh Raja Salahuddin. Namun di abad ke-14, gereja ini kembali diambil alih oleh kepausan. Selama beberapa abad kemudian, gereja ini dijaga dan diperhatikan. Gereja ini bahkan telah direnovasi beberapa kali.

Setelah berabad-abad berlalu, sejumlah pihak menilai Gereja Makam Kudus ini patut dijaga karena memiliki nilai sejarah yang begitu penting bagi masyarakat dunia. Hal inilah yang menggerakkan Raja Yordania Abdullah II bin Al Hussein Al Hashimi menyumbangkan dana pribadi untuk mendukung penyelesaiakn restorasi ini. 

Para pemimpin dari berbagai gereja seperti Ortodoks Yunani, Ortodoks Armenia, Katolik Roma, Koptik Mesir, Syriacs dan Ethiopia, bahkan ikut terlibat dalam proyek ini.

sumber : jawaban.com

0 comments:

Post a Comment