2 Korintus 1:4
"yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macampenderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah."
Carrie menggeliat di kursi saat akord lagu It's the Most Wonderful Time of the Year dimulai. Namun bukan membuatnya menjadi merasa hangat dan nyaman, lagu itu memunculkan sebuah pertanyaan di dalam hati, bagaimana jika – untuk kamu, itu bukanlah waktu yang paling indah?
Anak bungsu menarik-narik lengan baju dan tersenyum pada Carrie dalam sukacita yang begitu polos. Seorang anak yang lahir lebih dari setahun itumemberi pukulan telak kepada Carrie dan membuatnya semakin depresi. Seorang anak yang tidak menyadari, bahwa bagi ibunya, Natal adalah waktu yang paling sedih. Sebab, itu adalah musim mereka akan kehilangan rumah dan putri tertua mereka diperhadapkan dengan pemecatan. Baubusuk yang dikeluarkan oleh asap makin membuat Carrie cemas.
Seiring terdengarnya gaung terakhir dari melodi yang melayang ke langit-langit, pengkhotbah melangkah ke belakang podium. Bunyi lembaranAlkitab begitu jelas terdengar oleh karena posisinya yang dekat mikrofon. Dengan senyum yang penuh kasih, ia berkata, "Natal bukanlah waktu yang indah untuk semua orang."
Apakah ia membaca pikiran Carrie? Ia pun menelan karena hal tersebut.
Pendeta kemudian melanjutkan, "Namun Tuhan memiliki hadiah untuk hati yang hancur musim ini – Melalui Mazmur 56:9 kita diingatkan, "SengsarakuEngkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?"
Putri Carrie menggeliat, "Mama, kamu menyakiti jari-jariku."
Carrie menunduk menyadari dia telah meremas tangan kecil berusia empat tahun itu. Dia segera mengusap kulit memerah dan berbisik, "Maaf, sayang."
Sang pendeta lalu meneruskan khotbahnya, "Banyak penderitaan berasaldari hal-hal yang mereka tidak pernah selesaikan. Tetapi, ketika hikmatmanusia tidak dapat mengerti, Allah datang dari sebuah tempat dimana Iasendiri mengalaminya. Bayangkan kesedihan-Nya ketika Ia kehilangan anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus - ... dikorbankan untuk orang-orang yang tidak tahu berterima kasih seperti kita."
Carrie merasakan seperti air terjun membasuh dagunya.
"Karena Dia benar-benar tahu bagaimana perasaan kita, Allah mampu menghibur kita di tempat-tempat yang menyakitkan kita.” Dan dalam 2 Korintus 1:4, Dia mendorong kita untuk mengikuti teladan-Nya ketika kita mengatakan, "yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalambermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terimasendiri dari Allah."
Dengan mata yang masih dipenuhi air mata dan sedikit kabur, Carrie menatap deretan kursi di depannya. Dia melihat Jessie, seorang perempuan yang sebenarnya sedang berduka hanya saja ia tutup-tutupi dengan wajah yang penuh senyum. Saat kehamilan memasuki usia 34 minggu, Jessie terpaksa harus menggugurkan kandungannya.
Ketika ibadah berakhir, Carrie pun mendekati Jessie. Dari pada menganggap sebagai pengingat yang akan menyiksa dirinya sendiri, Carrie sekarang melihat perempuan muda tersebut sebagai sesama pelancong.
Carrie menyadari bahwa Allah tengah membimbingnya kembali ke dalam cahaya. Dia bahkan melihat dirinya sendiri dengan tersenyum, dan bersenang-senang di dalam keajaiban akan sebuah kesenangan yang sederhana.
Saat Carrie berdiri di depan Jessie, dia menawarkan sebuah hadiah kecil tetapi penuh kuasa. Empati berdasarkan pengalaman.
Kedua perempuan itu pun saling berbagi akan kebencian mereka terhadap musim Natal yang telah memberinya hal-hal menyakitkan. Namun mereka juga bisa menerima kehadiran Juruselamat mereka, yang begitu peduli untuk melacak duka mereka, mengumpulkan air mata mereka ke dalam botol, dan mencatatkan nama mereka ke dalam Buku-Nya.
Pada saat itu, Carrie menyadari Kristus di dalam Natal artinya dirinya menawarkan kasih, harapan untuk mereka yang menderita. Di mana orang lain melihatnya sebagai waktu yang paling indah, tetapi Carrie melihatnya sebagai waktu paling bermakna dimana ia bisa memberikan hadiah yang ia miliki tersebut kepada banyak orang sepanjang tahun.
Natal merupakan Momen untuk Berbagi Kasih dan Harapan Kepada Orang-Orang yang Membutuhkan.
sumber : jawaban.com
0 comments:
Post a Comment